Sebagai negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar, tentunya membuat Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan pariwisata dan destinasi wisata halal atau muslim friendly tourism. Bahkan berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2024, Indonesia bersama dengan Malaysia berada pada posisi teratas sebagai destinasi terbaik untuk wisatawan muslim. Indonesia terus berfokus secara konsisten untuk meningkatkan fasilitas wisata yang ramah muslim, termasuk kesediaan makanan halal yang melimpah, fasilitas ibadah yang lengkap telah dipertahankan pada posisi teratas ini.
Selain itu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil menyabet peringkat pertama destinasi pariwisata ramah muslim, atau top muslim – friendly tourism destinastion, dalam ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) Award 2023, yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Meskipun demikian pengembangan industri halal menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan kepatuhan terhadap standar halal yang ketat. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan kewajiban halal produk industry makanan dan minuman per 17 Oktober 2024. Akan tetapi hingga saat ini belum semua produk industri tersebut tersertifikasi halal. Menurut data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, per Februari 2024, tercatat sebanyak 822 industri kecil sektor makanan dan minuman telah terverifikasi dalam pengajuan fasilitas sertifikasi halal gratis dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Salah satu sebabnya adalah karena proses sertifikasi halal seringkali memerlukan waktu dan biaya yang signifikan terutama bagi produsen kecil dan menengah. Disinilah universitas bisa mengambil peran penting dalam penguatan infrastruktur industri ini karena memiliki SDM dan juga sarana laboratorium yang dapat mendukung proses pengujian produk halal. Sehingga harapannya akan dapat memingkatkan efisiensi proses sertifikasi sebagai salah satu langkah yang perlu diambil untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri ini.
Saat ini. Universitas Mataram memiliki 5 unit real-time PCR yang merupakan golden standard untuk pengujian produk halal saat ini. Melalui kegiatan workshop ini berjudul “Food Safety Analyses in Halal Processed Products using Real-Time PCR and Digital PCR Technology” diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dosen dan tenaga laboratorium dalam berkontribusi dalam pengujian produk halal. Dalam kesempatan kali ini, Rektor Universitas Mataram juga ingin berterima kasih kepada Prof. Dr. apt. Abdul Rohman, sebagai kepala PUI-PT for halal industry and systems dari UGM. Mudah-mudahan selanjutnya dapat dilakukan kolaborasi untuk pengembangan laboratorium pusat kajian halal di UNRAM.